PIT IABI 4

PIT Riset Kebencanaan ke-4

LATAR BELAKANG

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang diamanatkan untuk mengkoordinasikan upaya penanggulangan bencana, telah menyusun dokumen Rencana Nasional Penanggulangan Bencana (Renas PB) untuk periode 2010-2014. Berdasarkan hasil review midterm terhadap implementasi dokumen tersebut, khususnya penelitian dalam penanggulangan bencana masih sangat lemah. Hasil penelitian belum banyak yang bisa diimplementasikan dalam kebijakan dan aksi penanggulangan bencana. Padahal Indonesia sudah banyak melakukan upaya penelitian dan riset yang terkait dengan kebencanaan, baik yang dilakukan oleh para pakar/peneliti di lembaga penelitian, maupun yang ada di perguruan tinggi.

Penelitian dalam penanggulangan bencana merupakan perwujudan dari pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan salah satu azas dalam penanggulangan bencana (Pasal 3 UU No.24 tahun 2007). Penanggulangan bencana yang efektif dan efisien adalah penanggulangan bencana yang didasarkan pada hasil penelitian/pengkajian yang baik. Selain itu, para pelaku penelitian/pakar kebencanaan masih belum terwadahi dalam suatu koordinasi yang baik, sehingga informasi sebaran peneliti dengan keahliannya masih sulit terjangkau oleh pengambil kebijakan penanggulangan bencana di Indonesia.

Wilayah negara Indonesia sudah dideklarasikan sebagai laboratorium bencana. Berbagai bencana ada di Indonesia dan harus menjadi pembelajaran bagi kita untuk melakukan penanggulangan bencana yang efektif dan efisien. Untuk itu diperlukan suatu rencana terintegrasi antara peneliti/periset kebencanaan di Indonesia.

Untuk itu Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional, Dr. Syamsul Maarif berinisiatif untuk mengadakan suatu pertemuan yang dinamakan Pertemuan Ilmiah Tahunan yang untuk pertama kalinya diadakan di Surabaya pada tanggal 3-5 Juni 2014.

Pertemuan pertama ini telah sukses menghasilkan cetak biru penelitian kebencanaan Indonesia untuk periode 2015-2019. Selain cetak biru tersebut, para peserta Pertemuan Ilmiah Tahunan tersebut sebanyak 365 orang yang terdiri dari para ilmuwan, peneliti, perekayasa, akademisi dan praktisi yang bergerak di bidang kebencanaan setuju untuk membentuk suatu wadah bagi mereka dalam saling berkoordinasi dan berkomunikasi, bertukar pikiran dan informasi dalam rangka melaksanakan peran mereka menggunakan ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi untuk membangun ketahanan di semua tingkatan.

TUJUAN

  1. Terbangunnya database pelaku penelitian/periset kebencanaan dari Lembaga Riset dan Perguruan Tinggi.
  2. Terwujudnya dialog dan sinergi pelaku penelitian/periset kebencanaan dari Lembaga Riset dan Perguruan Tinggi.
  3. Tersusunnya Blue-Print Riset Kebencanaan sebagai acuan dalam perencanaan dan penganggaran sesuai dengan kebutuhan penanggulangan bencana di Indonesia.
  4. Pelaku penelitian/periset kebencanaan dari Lembaga Riset dan Perguruan Tinggi.