Welcome to Disaster Risk Reduction Center Universitas Indonesia

Cerdas Mengatur Air, Tani Tak Lagi Cemas. Inovasi dari Embung Bendo

Picture1

Kulon Progo, 28 Oktober 2025 — Disaster Risk Reduction Center Universitas Indonesia (DRRC UI) bersama Pemerintah Kabupaten Kulon Progo menandatangani prasasti bersama, sebagai penanda pengelolaan baru Embung Bendo di Dusun Bendo, Ngentakrejo, Lendah. Embung ini dilengkapi dengan teknologi internet of things (IoT). Perangkat IoT ini berupa alat pemantau kondisi air dan tanah serta pengatur aliran otomatis, yang menyalurkan air tetes demi tetes langsung ke akar tanaman, agar hemat air dan tepat sasaran.

Tim DRRC UI melatih warga cara untuk menjalankan dan merawat teknologi IoT ini. Sistem IoT ini akan melakukan pemantauan dan memberi tahu, kapan tanah mulai kering. Alat kemudian akan mengatur penggunaan air secara otomatis, sehingga petani tidak boros air dan tenaga. Tidak hanya itu, penyiraman tetesan air dapat dikelola secara manual lewat aplikasi. Dengan bantuan teknologi ini, dapat membantu menghindari pemborosan air, karena air langsung menetes ke akar, bukan menggenang atau terbuang sia-sia ke tanah.

“Air adalah amanah, ilmu adalah cahaya, dan gotong royong adalah kekuatan. Jika ketiga hal ini disatukan, maka diharapkan masa depan petani dan pertanian akan terjaga. Tujuannya ialah membuat panen lebih stabil, biaya lebih ringan, dan teknologi digital, yang langsung bermanfaat untuk kebun dan sawah.” ujar Kepala DRRC UI, Prof. Fatma Lestari.

“Kami mengapresiasi kepemimpinan Pak Bupati, yang terbuka pada kemajuan, dan tetap mengakar, dengan memfasilitasi inovasi pengetahuan, agar tidak berhenti di ruang rapat, tetapi hidup di ladang,” tambah Prof, Fatma, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat UI

Bupati Kulon Progo menegaskan bahwa daerah Kulon Progo menghadapi dua tantangan yaitu sebagian wilayah kering saat kemarau, sedangkan wilayah lain rentan banjir saat hujan. Embung berfungsi sebagai penampung dan pengatur air, lalu teknologi membantu menyalurkan air secukupnya, sesuai kebutuhan tanaman.

Kami berharap adanya transfer ilmu pengetahuan dari para pakar dan mahasiswa kepada masyarakat, sehingga masyarakat bisa memanfaatkan ilmu yang didapatkan. Kemajuan boleh melaju, tetapi akar budaya tetap dijaga. Teknologi hadir untuk melayani manusia, bukan sebaliknya. Inilah mengapa penguatan kapasitas embung menjadi penting,” imbuh Bupati Kulon Progo, Dr. R. Agung Setyawan.

Dr. L. G. Saraswati Putri, SS, selaku Kepala DPIS UI menyampaikan bahwa Pembangunan embung yang diintegrasikan dengan IoT merupakan kerja sama antara UI dengan National Geographic, yang memiliki perhatian pada masalah keterbatasan akses air. Tidak hanya berhenti pada masalah lingkungan hidup, kedepannya UI juga akan memerhatikan isu mengenai kesehatan masyarakat sekitar.

Dengan berjalannya Embung Bendo dan dukungan teknologi digital terkini, masyarakat diharapkan merasakan manfaat dengan ketahanan air pertanian meningkat, sehingga lebih siap saat kemarau, lebih tertata saat hujan; terjadi penghematan biaya dan waktu karena penyiraman tepat guna; serta terwujudnya kemandirian warga, karena teknologi canggih yang mudah dan dapat dilakukan sendiri.

Program pembangunan Embung Bendo sudah di mulai sejak 15 januari 2025 dengan kolaborasi antara FKM UI, DRRC UI, UGM, BRIN, masyarakat Dukuh Bendo, serta Pemda Kulon Progo. Peresmian dan penyerahan simbolis ini, merupakan puncak dari rangkaian program kolaboratif yang mengintegrasikan infrastruktur air, sistem internet of things (IoT), dan drip irrigation untuk ketahanan air pertanian Dusun Bendo.