- Version
- Download 30
- File Size 1.33 MB
- File Count 1
- Create Date 23/12/2023
- Last Updated 23/12/2023
Profil Pemimpin Perempuan Indonesia dalam Penanggulangan Bencana
Indonesia adalah negara rawan berbagai jenis bencana karena letaknya di 3 (tiga) lempeng aktif bumi, sehingga menyebabkan 70,6% desa berada di daerah rawan bencana, 51 juta keluarga tinggal di daerah bencana. Bencana, baik alam, sosial maupun non-alam, menimbulkan dampak yang sangat signifikan pada manusia dalam berbagai dimensi, seperti fisik, psikologis, sosial, politik, budaya dan ekonomi, dan dalam berbagai bentuk mulai dari kematian, kehilangan, kehancuran, kerusakan, perpindahan paksa, kemiskinan hingga kekerasan. Walaupun mengalami bencana yang sama, namun dampak dan pengalaman yang dialami laki-laki dan perempuan berbeda. Bencana meningkatkan kerentanan perempuan karena peningkatan ketidaksetaraan yang sudah ada sebelumnya terkait gender, usia dan sebagainya.
Dalam situasi bencana, perempuan, anak dan kelompok rentan lainnya seperti lansia, disabilitas, kelompok etnis minoritas, kelompok dengan penghasilan rendah dan kelompok marjinal lainnya, mengalami risiko dan dampak yang berbeda. Dampak bencana dirasakan lebih berat pada mereka karena berbagai keterbatasan dan hambatan yang ada pada mereka sejak situasi normal. Kelompok rentan dan terpinggirkan seringkali kesulitan untuk menyelamatkan diri, bertahan hidup, memulihkan dan membangun kembali kehidupan mereka serta berisiko tinggi mengalami kekerasan. Perempuan dan kelompok rentan lebih banyak menjadi korban saat terjadi bencana.
Penting untuk di ketahui bahwa, perempuan tidak hanya rentan, tetapi mereka juga aktor atau agen perubahan yang efektif terkait dengan mitigasi dan adaptasi. Perempuan sering memiliki pengetahuan dan keahlian yang kuat yang dapat digunakan dalam mitigasi bencana, strategi pengurangan bencana dan adaptasi. Kepemimpinan Perempuan dalam bencana sangatpenting untuk menjadikan prempuan tangguh terhadap situasi bencana. Perempuan yang tangguh dalam bencana akan melindungi hak perempuan dari kerentanan akibat konstuksi gender yang tidak adil. Perempuan tangguh becana akan menghilangkan ketidakadilan gender melalui kepemimpinan perempuan dalam penanggulangan bencana. Penguatan kapasitas dan peran perempuan di keluarga, masyarakat dan organisasi akan mengurangi kerentanan dan akan menciptakan lingkungan yang tangguh pula terhadap bencana.
Kementerian PP dan PA sesuai dengan tugas dan fungsinya melakukan koordinasi dan sinergi baik dengan K/L terkait, pemda, mitra pembangunan dan lembaga masyarakat untuk memastikan kebijakan dan program yang berperspektif gender dalam perlindungan perempuan dan anak dalam penanggulangan kebencanaan. Kemen PPPA telah menerbitkan Permen PPPA Nomor 13 Tahun 2020 tentang Perlindungan Perempuan dan Perlidungan Anak dari Kekerasan Berbasis Gender dalam Bencana dan Pedoman Pemenuhan Hak dan perlindungan Perempuan, Anak dan Kelompok Rentan Lainnya dalam Penanggulangan Bencana merupakan bentuk pemerintah hadir dalam perlindungan Perempuan dan anak dalam kebencanaan.
Kami sangat mengapresiasi dengan disusunya Buku “Profil Pemimpin Indonesia dalam Penanggulangan Bencana” yang semakin melengkapi dan menginspirasi perempuan-perempuan Indonesia untuk lebih berdaya dan menginspirasi perempuan lainnya untuk menjadi Perempuan tangguh bencana baik untuk diri, keluarga, dan masyarakat.
Perempuan Berdaya, Indonesia Maju.