Mahasiswa, Dosen, dan Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia Raih Penghargaan Atas Kontribusi dalam Kedaireka Matching Fund UI-Kemenparekraf 2022
Pada hari, Rabu (11/1/2023) bertempat di Makara Art Center (MAC) Universitas Indonesia (UI) selenggarakan kegiatan Appreciation Day Kedaireka Matching Fund 2022. Lima puluh orang mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI, Alumni, dan dosen raih penghargaan atas kontribusi mereka dalam program kerja sama UI dengan Kementerian Pariwisata Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Tim pengusul yang terdiri dari dosen FKM UI seperti Prof. dra. Fatma Lestari, M.Si., Ph.D, DR. Hendra, S.K.M., K.K.K. dan dosen Sekolah Ilmu Lingkungan (SIL) Dr. Fatmah, S.K.M., Kes. turut mendapatkan penghargaan yang diserahkan oleh Wakil Rektor Bidang Riset & Inovasi, drg. dr. Nurtami, Ph.D., Sp.Of(K).
Dalam kesempatan ini juga hadir Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, Prof. dr. Mondastri Korib Sudaryo, M.S., D.Sc. dan menyerahkan penghargaan kepada 16 fasilitator dan 10 nara sumber yang terdiri dari alumni UI dan praktisi dibidang terkait seperti Chef Vindex Valentino Tengker. Adapun asisten fasilitator yang memfasilitasi kegiatan identifikasi risiko, CHSE dan kebencanaan di 8 provinsi penghargaannya diserahkan langsung oleh Prof. dra. Fatma Lestari, M.Si., Ph.D.
“Program kedaireka merupakan program yang sangat bagus sekali menurut saya. Program ini mempertemukan UI dengan Kemenparekraf. Di mana program Matching Fund ini menjadikan hasil/ karya-karya kita bermanfaat kepada masyarakat. Salah satu manfaat yang dirasakan oleh para pengelola DeWi dan dinas pariwisata adalah meningkatkan kesiapsiagaan para pengelola terhadap kebencanaan. Selain itu juga aspek CHSE diharapkan dapat terus menjaga kebersihan, kesehatan, keselamatan para pengunjung, wisatawan dan juga pekerja di dalam pengelola desa wisata.” ungkap Prof. Fatma yang juga Kepala Disaster Risk Reduction Center (DRRC) UI.
Prof. Fatma juga mengharapkan agar melalui implementasi program kerja sama ini yang merupakan kerja sama UI dengan Kemenparekraf dapat mewujudkan desa wisata berkelas dunia. Kedepannya Indonesia diharapkan dapat bersaing di tingkat dunia dan tetap bertahan menjadi the most beautiful country in the world yang telah dinobatkan oleh Forbes. Dalam pelaksanaannya guru besar FKM UI ini menemukan beberapa kendala seperti koordinasi antar desa wisata, dinas pariwisata, dan kementerian. Yang tidak kalah seriusnya program ini juga harus menselaraskan program MBKM dengan pelaksanaan di lapangan. Beruntungnya semua kendala tersebut dapat diatasi.
Appreciation Day Kediareka Matching Fund 2022
Sebagai penutup program Kedaireka Matching Fund UI-Kemenparekraf 2022 dan penghargaan kepada pihak yang terlibat melalui DRRC, UI menyelenggarakan Appreciation Day. Acara tersebut dihadiri oleh Rektor UI, Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A., Plt. Dirjen Dikti, Kemendikbud, Prof. Z., Wakil Rektor Bidang Riset & Inovasi, drg. dr. Nurtami, Ph.D., Sp.Of(K), dan tentunya Dekan FKM UI, Prof. dr. Mondastri Korib Sudaryo, M.S., D.Sc. serta tim pengusul Kedaireka UI-Kemenparekraf 2022 yang terdiri dari dosen FKM UI, SIL, Program Studi Magister Bencana juga para nara sumber, fasilitator, mahasiswa UI dan alumni.
Dalam sambutannya, Rektor Universitas Indonesia Prof. Ari Kuncoro atau yang akra disapa Prof. Arkun menyampaikan pola pertumbuhan ekonomi pasca pandemi mulai terkendali. Salah satu penyebab terjadinya hal tersebut adalah sektor transportasi, hotel dan restoran, serta perdagangan dan manufaktur. Sedikit menyinggung terkait pelaksanaan Kedaireka, Prof. Arkun menyampaikan yang sudah dilakukan oleh UI melalui FKM dan DRRC sangat keren. Dari sini kita akan menemukan jawaban bagaimana pariwisata dapat menjadi penyangga pasca pandemi yang membutuhkan pemulihan.
“Kegiatan ini dilakukan oleh lembaga yang basisnya itu Unit Kegiatan Khusus (UKK), fakultasnya adalah FKM maka ini menjadi sarana belajar bagi mahasiswa jenjang S1, S2, dan S3 juga para dosennya. menariknya untuk kinerja fakultasnya ini menjadi sangat baik karena yang linked dengan industri, masyarkat dan juga pemerintah daerah dan pusat yang saya sebut sebagai modal pentahelik. Saya ucapkan terima kasih Kemendikbudristek dan Kemenparekraf. Pentahelik menjadi sesuatu yang nyata bukan lagi berupa wacana. Salah satunya kegiatan yang dilaksanakan oleh DRRC sekaligus juga melakukan pemetaan kebencanaan, itu juga menarik. Jadi daerah-daerah yang potensinya tinggi bisa mempersiapkan untuk menghadapi sendiri untuk menghadapi risiko. Dengan ini atas nama UI saya ucapkan terima kasih yang diberikan kepada kami, jarang-jarang momen (Appreciation Day) seperti ini. Memang momennya tepat, ada pandemi,ada pemulihan kemudian ada prospek kita harus bertahan dari ketidakpastian ekonomi.” ungkap Prof. Arkun.
Appreciation Day ini diadakan bukan hanya untuk internal UI yang terlibat dalam Kedaireka Matching Fund, melainkan juga kepada lembaga non UI seperti Kemendikbudristek dan Kemenparekraf sendiri selaku mitra dalam pelaksanaannya. Bahkan dalam pelaksanaan di lapangan tim UI didampingi langsung oleh tim dari Kemenparekraf khususnya dari Direktorat Manajemen Krisis Kemenparekraf RI. Dalam kesempatan berharga ini hadir secara langsung, Menparekraf Sandiaga Uno dan penghargaannya pun diberikan langsung oleh rektor UI.
“Di Desa Wisata Situs Gunung Padang, kita berikan pelatihan CHSE dan saat gempa saya mendapat kabar ada dari kadis memberikan informasi bahwa mereka mengapresiasi pelatihan yang telah kita berikan. Ternyata tidak kerusakan, tidak ada korban jiwa di Desa Wisata Situs Gunung Padang. Hanya kerusakan kecil di tempat welcoming of visitor di bawah 5%. Jadi kesiapsiagaan ini tentunya harus kita terus tingkatkan, kolaborasikan dengan UI yang memiliki segudang excellent, best of the best of academic, peneliti bagaimana kita terus meningkatkan resiliensi.” ungkap Sandiaga Uno.
Sandiaga Uno yang akrab disapa Mas Menteri juga menambahkan bahwa basanya yang indah-indah itu rawan dengan bencana. misalnya rantopani ternyata dengan erupsi Gunung Semeru ini juga terdampak. Bagaimana kita bergerak cepat turun memberikan bantuan seperti yang terjadi di Lumajang. Bencana itu bisa datang kapan saja, musibah itu datang tidak bisa direncanakan. Kita terus siap siaga terhadap potensi maupun musibah. Potensi pariwisata di Indonesia berbanding lurus dengan nature and culture. kita sudah keliling desa wisata. Alhamdulillah 2022 bisa pulih lebih cepat dan kuat. Di sisi lain di balik culture and culture kita memiliki potensi kebencanaan yang tinggi tutur Mas Menteri.
Dokumentasi