Welcome to Disarter Risk Reduction Center Universitas Indonesia

Bantu Pemerintah Wujudkan Inovasi Standar Pelayanan Minimal, Universitas Indonesia Turunkan Tim Ahli Dukung Garnas Buana 2022

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melalui Direktorat Jenderal bina Administrasi Kewilayahan menilai masih ada hal yang harus ditingkatkan dalam menjalankan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Jika dirinci hal tersebut terletak pada terbatasnya sumber daya manusia, pendanaan, sarana dan prasanana. Untuk menangani permasalahan tersebut kemudian dicanangkanlah terobosan untuk mendorong pemerintah daerah melalui pendekatan multisektor dan pemangku kepentingan. Wujud program yang dimaksud adalah Garda Nasional Bumi dan Bencana (Garda Buana) 2022 dengan support dari tim ahli Disaster Risk Reduction Center (DRRC) Universitas Indonesia.

Penghargaan Garnas Buana 2022 dimaksudkan pemerintah daerah dapat menjadi terdepan dalam kolaborasi antar instansi terkait. Sehingga visi dan misi dalam melindungi bumi dari andaman bencana dapat terkontrol melalui kesiapsiagaan. Melalui program ini juga diharapkan kepercayaan diri dalam implementasi penanganan bencana dapat meningkat.

Mengingat pentingnya program ini, pada hari Senin (24/11/2022) berlokasi di ruang Flores, Hotel Borobodur, Jakarta dilaksakananlah Kick of Penyelenggaraan Garnas Buana 2022 yang dibuka langsung oleh Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan, DR. Drs. Safrizal Z.A, M.Si. Selain dihadiri oleh beberapa pejabat pemerintah daerah termasuk perwakilan dari BPBD se-Indonesia hadir juga tim ahli dari DRRC Universitas Indonesia yang diketuai oleh Prof. Dra. Fatma Lestari, M.Si., Ph.D.

Dalam sambutannya Dirjen Bina Adwil, Drs. Safrizal menyampaikan kedepannya mutu pelayanan kepada publik harus lebih baik, salah satu cara yang ditempuh adalah melalui science namun implementasinya dapat dilaksanakan oleh siapa saja dengan terarah dan lebih baik.

“Maksud kegiatan mengurus kegiatan ini lebih kuantitatif, lebih statistik dalam rangka kedepannya meningkatkan mutu pelayanan kepada publik. Kalau kita tidak mengerjakan ini secara sitifik maka dianggap sebagai pekerjaan yang dapat dilakukan oleh siapa saja dan tidak terarah lebih baik.” ungkap Drs. Safrizal.
Prof. Dra. Fatma Lestari, M.Si., Ph.D yang juga kepala DRRC UI dalam sambutannya menyampaikan bahwa Indonesia ini selain dikaruniai keindahan alam yang terbentang juga dilengkapi dengan risiko bencana. Bahkan dalam taraf internasional sekitar 80% gempa yang ada berasal dari Indonesia. Maka dari itu untuk menghadapi kondisi tersebut Prof. Fatma mengingatkan kembali untuk secara bersama-sama dan berkolaborasi.
“Indonesia negeri yang indah, kita juga menghadapi berbagai bencana di negeri ini. Garnas Bumi dan Bencana lahir hari ini untuk menghargai, memberikan penghargaan garda-garda terdepan yang selalu siap menjadi perintis, melindungi jiwa serta mengurangi dampak dampak dari bencana. Garnas Buana 2022 merupakan bentuk penghargaan kepada garda terdepan. Kita tahu Indonesia begitu besar tantangan dalam menghadapi bencana. Indonesia memiliki keragaman bencana luar biasa. Gempa bumi terbesar di dunia dan frekuensi terbanyak ke-3 di dunia yang memiliki likuifaksi. Tugas kita tidak mudah namun perlu kita berkolaborasi bersama. Perlu diingat juga bahwa jumlah penduduk Indonesia no. 4 terbesar di dunia. saat terjadi bencana memiliki tantangan lebih banyak.” tutup Prof. Fatma.

Garnas Buana 2022
Garnas Buana (Garda Nasional Bumi dan Bencana) 2022 sebagai wadah penghargaan bagi pemerintah daerah yang telah mengimplementasian SPM Sub-Urusan Bencana, dapat menjadi motivasi bagi Pemda lain yang belum optimal.
Pengguna kata “Garda” dimaksudkan agar pemerintah daerah dapat menjadi yang terdepan dalam kolaborasi antar instansi terkait. Sehingga visi dan misi dalam melindungi bumi dari ancaman bencana dapat terkontrol melalui kesiapsiagaan serta percaya diri yang tinggi dalam pengimplementasian penanganan bencana. Garnas Biana diartikan sebagai barisan terdepan, perintis, pelopor terlatih yang saling berkolaborasi secara nasional dan memiliki tekad kuat dalam melawan dan melindungi bumi dari ancaman bencana melalui kontrol kesiapsiagaan serta penanganan bencana. Setidaknya ada beberapa manfaat yang dapat diraih atas pelaksanaan penghargaan ini.

  1. Pemerintah
    Kolaborasi antar instansi pemerintah provinsi dengan kabupaten/kota sebagai Garda terdepan dalam menyatukan visi dan misi melindungi bumibdari ancaman bencana yang dapat terjadi kapan saja dan di mana saja melalui SPM ini.
  2. Pelaku Usaha (swasta)
    Memperkuat posisinya sebagai pihak pendukung. Hal ini juga dapat meningkatkan reputasi brand/ perusahaan yang peduli terhadap lingkungan serta penanganan bencana.
  3. Masyarakat
    Penamaan “Garnas Buana” dengan arti yg mudah dipahami oleh lapisan masyarakat dan gampang diingat. Awareness masyarakat akan tumbuh secara simultan dalam mengukur kualitas layanan publik dari pemerintah daerah, jaminan dalam memperoleh pelayanan yang memnuhi kebutuhan minilal khususnya pada wilayah rawan bencana.

BPBD selaku OPD penanganan bencana yang terdiri atas 34 provinsi dengan rincian 514 kabupaten/ kota di seluruh Indonesia. Melalui Garnas ini juga akan muncul persaingan yang sehat antar pemerintah daerah sehingga pelayanan publik sub-urusan bencana akan menjadi lebih kompetitif dan produktif secara positif.